IHSG dan rupiah diprediksi makin terpuruk
Dana Aditiasari
Rabu, 21 Agustus 2013 − 07:59 WIB
Ilustrasi
Sindonews.com - Terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) yang menyebabkan mata uang Indonesia ini tercatat sebagai mata uang dengan kinerja terburuk kedua berpotensi turut membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut melemah tajam di bawah level 4.000.
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang melihat, pola yang dibentuk secara teknikal pun menunjukkan arah pelemahan lanjutan yang sulit terelakkan.
"IHSG akan bergerak di kisaran 3.968-4.269. Pola four black crows terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish continuation di hari Rabu," kata Edwin, Rabu (21/8/2013).
Potensi pelemahan ini, lanjut dia, lagi-lagi masih terimbas efek pelemahan rupiah yang kian merosot di samping pengaruh dari bursa-bursa regional yang tidak mendukung.
"Saya memperkirakan jika belum ada kejelasan kebijakan apa yang akan ditempuh atas USD/IDR tersebut dan ekonomi secara keseluruhan (inflasi, BI rate dan defisit) bukan mustahil USD/IDR melemah menuju 11.000 dan jika itu terjadi IHSG berpeluang turun kembali di bawah level 4.000," tegas Edwin.
Menilik perdagangan sebelumnya, IHSG kembali turun di hari keempat sebesar 138,535 poin (3,21 persen).
Penurunan itu diiringi net sell asing Rp1,96 triliun, sehingga net sell asing YTD mencapai Rp10,37 triliun. Tercatat dalam empat hari kejatuhan perdagangan (Kamis-Selasa), IHSG turun tajam 524,75 poin (11,6 persen) atau turun 22 persen dari level tertinggi IHSG di bulan Mei.
Kejatuhan Selasa disebabkan USD/IDR bergerak liar melemah tajam dan menyentuh level 10.800 sebelum ditutup di level Rp10.720, sehingga YTD rupiah turun 10,85 persen membuat kinerja rupiah terburuk kedua di Asia, setelah India Rupee (INR) yang turun YTD 16,09 persen, selanjutnya diikuti MYR YTD 7,8 persen, PHP 6,8 persen dan THB 3,43 persen.
"Saya berharap pemerintah cepat menanggapi hal tersebut karena saat ini berkejaran dengan waktu, kekhawatiran snowball effect dan sebelum kepercayaan investor hilang atas market Indonesia," pungkasnya.
(
rna)