Bawang merah impor tak diminati
Harga bawang merah di Jombang kian melejit
Mukhtar Bagus
Jum'at, 16 Agustus 2013 − 09:29 WIB
Foto: Mukhtar Bagus/Sindo TV
Sindonews.com - terus melejitnya harga bawang merah dikeluhkan para pedagang dan pembeli di pasar tradisional Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Seperti di pasar Cukir ini misalnya, meski pemerintah telah menggelontorkan bawang merah impor masuk ke pasar tersebut, ternyata harga bawang merah lokal malah naik Rp10 ribu per kilogram (kg).
Harga bawang merah lokal yang awalnya Rp32 ribu, kini melonjak menjadi Rp42 ribu per kg. Padahal untuk menekan harga tersebut, sejak bulan puasa lalu, pemerintah telah menyebarkan bawang merah impor di pasar-pasar. Namun bawang merah impor tersebut ternyata tidak laku dijual.
"Rasa bawang merah impor masih kalah enak dibandingkan bawang merah lokal. Pembeli lebih memilih bawang merah lokal meski harganya lebih mahal," kata salah satu pedagang di Pasar Cukir, Alfiyah, Jumat (16/8/2013).
Di samping itu, di lihat dari fisiknya, ukuran bawang merah impor ini lebih menggiurkan karena lebih besar dan warnanya kecoklatan. Akibatnya, harga bawang merah lokal terus melejit karena alasan stok dari petani minim.
Sementara bawang merah impor krena tidak laku dijual menyebabkan banyak pedagang di pasar tradisional Jombang ini enggan menjual bawang merah impor.
Di sisi lain, pembeli juga mengaku enggan mengonsumsi bawang merah impor karena rasanya kurang enak, sehingga meski mengeluh harga bawang merah lokal mahal, mereka tetap memilih beli bawang merah lokal.
"Rasanya (bawang merah impor) kurang enak, jadi tetap beli bawang merah lokal," ujar pembeli, Umi Kuslum.
Untuk memudahkan penjualan bawang merah yang harganya kian mahal tersebut, sebagian pedagang langsung mengemasi bawang merahnya dengan ukuran seperempat kg seharga Rp10 ribu.
Baik pedagang maupun pembeli berharap pemerintah segera melakukan langkah-langkah antisipasi agar harga bawang merah tidak semakin naik lebih tinggi lagi.
(
rna)