BBM naik, Depok perkirakan inflasi tak akan signifikan
Marieska Harya Virdhani
Kamis, 13 Juni 2013 − 13:58 WIB
ilustrasi/ist
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Depok memprediksi angka inflasi akibat dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan signifikan.
Kepala TU BPS Depok Bambang Pamungkas mengatakan, dampak yang akan ditimbulkan hanya berupa efek psikologis."Jujur-jujuran, paling inflasi satu digit, inflasinya enggak akan tinggi. Ini hanya psikologis efek, di mana semua sembako harus naik, transportasi naik, sebenarnya enggak seperti itu, psikologis effect. Sekarang kalau hitung dari sebenar-benarnya, berapa persen," ujarnya, Kamis (13/6/2013).
Bambang menengarai bahwa pasar dan seluruh pihak saat ini memanfaatkan momentum kenaikan harga BBM dengan menaikkan semua harga komoditi. Padahal, kata dia, kenaikan harga BBM mendesak dilakukan karena subsidi selama ini dinikmati masyarakat menengah atas.
"Saya sebagai rakyat juga males kok. Subsidi BBM itu yang merasakan yang punya mobil. Buat apa, rakyat biasa dimanja. Semua pihak memanfaatkan momen ini. Coba kita hitung-hitungan, angkot BBM per hari butuh berapa, BBM naik 30 persen misalnya tak otomatis angkot juga naik tarifnya 30 persen dong. Sikapilah kenaikan harga BBM dengan bijak," tukasnya.
Menurutnya, dampak kenaikan harga BBM membuat semua pihak menaikkan harga, bukan karena biaya produksinya yang naik, tetapi semata-mata mau menambah untung.
Bambang mengakui memang ada efek dari kenaikan harga BBM, tetapi tidak sebesar yang dilakukan banyak pihak.
"Ada efek, tapi apakah sebesar itu? BBM ini yang makan siapa, menengah atas. Pemerintah dan seluruh pihak harus menjaga itu agar tidak memanfaatkan momen, harus sikapi lebih bijak saja," pungkas dia.
(
izz)