Metrotvnews.com, Jakarta: Nilai tukar rupiah pada Rabu (12/6) pagi menguat ke posisi 9.820 per dolar AS seiring dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang melakukan intervensi di pasar uang.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar 18 poin menjadi 9.820 jika dibandingkan dengan sebelumnya di posisi 9.838 per dolar AS.
"Dalam dua hari terakhir BI cukup gencar melawan pasar akibat meningkatnya permintaan dolar AS untuk kebutuhan riil maupun spekulasi," kata
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta.
Ia menambahkan, upaya yang dilakukan BI untuk menjaga rupiah signifikan sehingga mata uang domestik berada dalam area positif. Selain itu, BI juga menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan BI (FasBI) sebesar 25 basis poin (bps) dari 4% menjadi 4,25%.
BI juga kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan (BI rate)-nya sebagai sinyal mewaspadai inflasi. "Upaya BI itu akan cukup efektif dalam jangka pendek, tetapi pasar masih wait and see dengan rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi," kata Lana.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova menambahkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terbuka
menjadi salah satu pendorong nilai tukar rupiah menguat.
Menurut Rully Nova, tren pelemahan rupiah yang terjadai dalam beberapa hari terakhir lebih disebabkan faktor negatif eksternal menyusul perlambatan ekonomi China. (Ant)
Editor: Patna Budi Utami