Kamis, 06 Juni 2013

Home » METRO TV NEWS EKONOMI: Perlu Insentif agar Anak Muda Mau Jadi Petani

,
METRO TV NEWS EKONOMI
Metrotvnews Indonesia News Video Portal // via fulltextrssfeed.com
Perlu Insentif agar Anak Muda Mau Jadi Petani
Jun 6th 2013, 13:54

Metrotvnews.com, Myanmar: Usia rata-rata petani semakin jauh dari usia produktif. Sehingga, perlu ada dorongan lebih agar anak muda tertarik menjadi petani.

Presiden Asia Selatan dan ASEAN untuk DuPont Rajeev A Vaidya menyebutkan, rata-rata umur petani di Malaysia saat ini 50 tahun. "Masalahnya bukan hanya bagaimana memperkuat posisi petani dalam rantai pangan, tapi bagaimana mengajak anak muda masuk ke sektor itu. Kemajuan teknologi harus mampu membuat bidang pekerjaan ini menarik untuk anak muda," tutur Vaidya seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Gayatri dari Nay Pyi Taw, Myanmar, Kamis (6/6).

DuPont adalah perusahaan yang bergerak lebih banyak di bidang sains agrikultur. Rajeev menyebutkan, pihaknya sudah mencoba memperkenalkan teknologi baru bagi 10 juta petani di Asia Tenggara. Teknologi bisa membuat pendapatan petani lebih tinggi.

"Teknologi akan membantu membuat pertanian menjadi lebih menarik. Kami sudah berkomitmen untuk menginvestasikan US$10 juta untuk riset produk baru, kami juga bekerja sama dengan 2 juta anak muda, serta berusaha memperbaiki penghidupan petani," kata Vaidya.

Isu yang sama dihadapi Indonesia. Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengemukakan, rata-rata usia petani Indonesia adalah 55 tahun, bahkan banyak yang sudah memasuki 60 tahun. "Sudah masuk aging population. Ini jadi problem juga untuk kontinuitas pertanian," ungkapnya.

Pemerintah Indonesia saat ini tengah memikirkan insentif mendorong sektor pertanian yang lebih mekanis. Tujuannya agar anak muda lebih tertarik masuk sektor tersebut sekaligus meningkatkan produksi pertanian di tengah lahan yang semakin terbatas untuk konservasi hutan. "Insentifnya mempercepat mekanisasi. Jadi anak muda tidak perlu masuk lumpur, tidak perlu berbau-bau," tambahnya.

Rusman menyebutkan pemerintah menggunakan model Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (PISAgro) untuk memperbaiki penghidupan petani. PISAgro membuat petani bisa memiliki seluruh informasi mulai dari di mana mendapatkan benih hingga harga jual produksinya.

CEO Sinarmas Agribusiness and Food Franky Oesman Widjaja, juga membanggakan PISAgro yang disebutnya membantu kehidupan petani kelapa sawit. Dalam satu dekade, PISAgro yang diluncurkan tahun lalu diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian 20%, meningkatkan pendapatan petani 20%, dan mengurangi emisi gas rumah kaca 20%.

"Kami mendorong bagaimana imbal hasil yang diperoleh petani bisa lebih baik sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan mereka," jelas Franky.

Dia menyebutkan banyak petani hanya menerima 50% bahkan 30% dari apa yang diterima industri. "Kalau imbal hasilnya setara industri, produksi juga bisa meningkat sehingga penerimaan seluruh petani bisa bertambah."

Diskusi tersebut juga membahas masa depan pertanian Myanmar. Sebab, negara di sebelah utara ASEAN tersebut bisa menambah produksi pangan masa depan untuk wilayah di luar produksi pangan dari Vietnam, Thailand, Indonesia, dan lainnya.


Editor: Henri Salomo Siagian

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions