Sabtu, 15 Juni 2013

Home » METRO TV NEWS EKONOMI: Pemerintah Serahkan Hutan Kemasyarakatan di Ternate

,
METRO TV NEWS EKONOMI
Metrotvnews Indonesia News Video Portal // via fulltextrssfeed.com
Pemerintah Serahkan Hutan Kemasyarakatan di Ternate
Jun 15th 2013, 01:06

Metrotvnews.com, Ternate: Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyerahkan Hutan Kemasyarakatan (HKm) seluas 290 hektare (ha) kepada Wakil Wali Kota Ternate dengan disaksikan Wakil Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba di Ternate, Maluku Utara.

Zulkifli menuturkan, untuk mengatasi konflik lahan yang kerap terjadi, pihaknya memberikan akses legal kepada masyarakat adat.

"Dengan HKm atau Hutan Desa (HD). Namanya saja yang ganti bukan hutan adat tapi Hkm atau HD," kata Zulkifli saat melakukan ramah tamah dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Jumat (14/6) malam, di Ternate, Maluku Utara.

Zulkifli melanjutkan, dahulu hak ulayat yang dimiliki masyarakat adat harus dibuatkan peraturan daerah yang membutuhkan proses panjang. Kini, kata Zulkifli, masyarakat adat dapat melakukan usaha di hutan adat yang berada di kawasan pemerintah hanya dengan mengajukan permohonan ke Kementerian Kehutanan oleh Bupati setempat dengan rekomendasi Gubernur bersangkutan.

Proses ini tidak membutuhkan waktu bertahun-tahun seperti halnya peraturan daerah, tapi hanya 6 bulan dan masyarakat adat mendapatkan hutan adat.

Zulkifli menegaskan, masyarakat adat yang berada di satu desa dapat mengajukan permohonan 2.000-3.000 hektare. "Karena, kalau masyarakat dapat mengelola karet di hutan tersebut, 2 hektare lahan karet itu bisa menghasilkan Rp 5-6 juta per bulan. Ini kan dapat memberikan kesejahteraan masyarakat," ungkap Zulkifli.

Sebelumnya, Zulkifli mengunjungi Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, untuk memberikan pinjaman Rp 300 juta kepada satu kelompok petani hutan. "Di sana ditanam Binua, Jati Unggul Nusantara yang panennya 8 tahun kalau di Jawa 5 tahun, dan Mahoni," kata Zulkifli.

Dia mengungkapkan, produk kayu di Halmahera Selatan cukup mumpuni lantaran diameternya yang besar-besar. Namun, lanjutnya, produk kayu tersebut dijual murah lantaran terkendala penasaran.

"Industri kayu di Halmahera Selatan belum ada. Di Jawa kan banyak. Kalau industri kayunya jauh dari lokasi hutan, harganya jadi murah. Saya mendorong bupati untuk membuat industri pengolahan kayu di Halmahera Selatan," tukasnya. (Bunga Pertiwi Adek Putri)


Editor: Irvan Sihombing

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions