Metrotvnews.com, Jakarta: Cita-cita para pekerja untuk memiliki rumah tinggal sendiri tampaknya akan segera terwujud. Para pekerja cukup menabung selama satu tahun dalam tabungan perumahan rakyat (Tapera), untuk kemudian mencicil dengan nominal terjangkau pada tahun berikutnya.
Aturan tersebut masuk dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Tabungan Perumahan Rakyat. Pemerintah dan DPR masih belum sepakat mengenai kategori pekerja dan besaran cicilan rumah yang diterapkan.
Seusai rapat koordinasi RUU Tapera yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Rabu (5/6), Menteri Perumahan Djan Faridz memaparkan dalam RUU tersebut ditargetkan seluruh kategori pekerja bisa memiliki rumah tinggal sendiri. "Masih stuck sekarang, karena DPR minta wajib, kita minta sukarela. Kalau yang PNS kita sudah setujui, tetapi yang non-PNS kita bilang sukarela. DPR bilang tidak mandatory, harus," ujarnya.
Untuk besaran cicilan, pemerintah menginginkan agar dipotong sebesar 2,5 persen dari gaji pekerja. Sementara DPR menginginkan agar potongan yang diterapkan sebesar 5 persen. "Kami lagi berunding dengan DPR. Apakah menerima atau menolak atau ada win-win solusi."
Ia menjelaskan lebih lanjut, mekanisme rumah untuk pekerja ini, uang yang dihimpun dari Tapera nantinya akan dikelola oleh Badan Pengelola untuk membangun perumahan murah bagi pekerja. Setelah setahun menabung, pekerja berhak mengajukan pembelian rumah dengan cicilan ringan yang disetor selama maksimal 30 tahun.
"Kalau misalnya 2,5% dari gaji Rp 2 juta, maka iurannya Rp 50.000 per bulan. Duit tabungan dia tidak hilang, dengan menabung berarti mereka berhak menerima fasilitas perumahan yang dibangun oleh badan yang dibentuk undang-undang," urainya. (Nurulia Juwita Sari)
Editor: Irvan Sihombing
