Jumat, 14 Juni 2013

Home » METRO TV NEWS EKONOMI: Mendag Minta Hak Eksklusif Kelola Tata Niaga Pangan

,
METRO TV NEWS EKONOMI
Metrotvnews Indonesia News Video Portal // via fulltextrssfeed.com
Mendag Minta Hak Eksklusif Kelola Tata Niaga Pangan
Jun 14th 2013, 06:56

Metrotvnews.com, Nusa Dua: Menteri Perdagangan Gita Wirjawan meminta agar pengelolaan tata niaga pangan diberikan secara eksklusif kepada Kementerian Perdagangan. Usulan tersebut diharapkan mampu meredam gejolak harga bahan pangan secara efisien.

Selama ini, Kementerian Perdagangan kesulitan mengatur tata niaga bahan pangan karena ada tumpang tindih lingkup kerja antar kementerian dan lembaga lain. Situasi ini dianggap bisa memperkeruh suasana dan memperlambat upaya efisiensi produksi dan produktivitas bahan pangan. Akibatnya, harga pasar yang bergejolak tidak mampu ditangani secara cepat.

"Kami berharap pengaturan tata niaga ini hampir secara eksklusif diberikan kepada Kemendag sehingga kementerian teknis lainnya bisa fokus untuk peningkatan efisiensi produksi dan produktivitas," ujar Gita dalam Forum Pemred di Nusa Dua, Bali, Jumat (14/6).

Terkait produktivitas, ia berharap agar strategi kebijakan dalam negeri tidak lagi diarahkan kepada pencapaian swasembada pangan. Arah peningkatan produksi semestinya ditargetkan untuk menjadikan Indonesia sebagai eksportir yang paling efisien. Terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan agar Indonesia mampu mencapai target tersebut.

Dari sisi pendanaan, Gita menyebutkan tingkat pembiayaan (cost of fund) dalam bentuk rupiah masih mencapai 10-20% di Indonesia. Angka ini jauh lebih tinggi di negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, yang hanya mencapai 2-3%. Hal ini mengakibatkan investasi di Indonesia kurang kompetitif dibandingkan negara tetangga.

Di bidang infrastruktur, biaya logistik terhadap PDB di Indonesia kurang lebih mencapai 20%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara tetangga yang perbandingan biaya logistik terhadap PDB yang hanya mencapai 6-10%. Kondisi tersebut memperlemah daya saing Indonesia dalam meningkatkan produktivitas bahan pangan. Namun, postur fiskal Indonesia yang semakin membaik diharapkan mampu menggelontorkan dana fiskal yang lebih banyak sehingga bisa memperbaiki iklim investasi.

"Kenyataannya, kita sudah membuka pintu. Ini komitmen pemerintah sebelumnya untuk melakukan liberalisasi dengan kawan-kawan ASEAN. Kita harus bisa berparadigma untuk sama-sama bersaing kalau kita cuma bisa berparadigma jago di kandang saja saya rasa sulit untuk menjaga ketahanan pangan secara berkelanjutan," tukasnya. (Dinny Mutiah)


Editor:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions