Metrotvnews.com, Jakarta: Indonesia saat ini membutuhkan minimal 200 ribu orang berprofesi sebagai akuntan publik untuk mendukung kinerja perekonomian nasional.
"Idealnya itu sekitar 200 ribu. Itu berarti hanya 0,1 persen dari total penduduk Indonesia. Tentu angka tersebut sudah menjadi rasio minimum," kata Head of The Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) Mulyadi Setiakusuma dalam keterangan pers tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (5/6).
Mulyadi mengatakan dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta orang, profesi akuntan publik saat ini tercatat hanya 10 ribu atau masih kalah dari Australia yang memiliki jumlah penduduk lebih sedikit.
"Jika dibandingkan dengan negara tetangga Australia yang hanya berpenduduk sekitar 20 juta jiwa, mereka telah memiliki akuntan publik sebanyak 140 ribu," ujarnya.
Menurut dia, minimnya profesi akuntan di Indonesia dikhawatirkan dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi sehingga dibutuhkan terobosan untuk menciptakan akuntan yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Apalagi, lanjut Mulyadi, penerapan kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) pada 2015 mewajibkan adanya landasan transparansi pengelolaan keuangan secara berkesinambungan. "Agar Indonesia tidak kalah dalam AFTA, profesi akuntan menjadi penting," katanya.
Mulyadi mengatakan kebutuhan akuntan yang berkualitas menjadi kewajiban bagi Indonesia. Apalagi, saat ini Indonesia mengalami momentum pertumbuhan tinggi dan pantas disejajarkan dengan negara-negara yang tergabung dalam BRICS.
Untuk itu, ACCA membuka kantor perwakilan di Indonesia untuk menciptakan lebih banyak profesi akuntan dan mengembangkan para akuntan berkualitas. (Ant)
Editor: Wisnu AS