Jumat, 24 Mei 2013

Home » Tempo.co News Site: Teknologi Bisa Tingkatkan Transparansi Pemerintah

,
Tempo.co News Site
daily news from tempo.co // via fulltextrssfeed.com
Teknologi Bisa Tingkatkan Transparansi Pemerintah
May 24th 2013, 06:20

TEMPO.CO, London - Chairman Google Inc Eric Schmidt mengatakan perkembangan teknologi komputer bisa meningkatkan transparansi pemerintah. Sebab dengan banyaknya data yang terkumpul di dunia maya bisa dijadikan alat untuk menekan pemerintah agar lebih transparan. Selain itu publik bisa menggunakannya agar suaranya didengar oleh penguasa.

"Sehingga akhirnya orang-orang di luar pemerintah dapat menggunakan dan mengolah data-data tersebut," ungkapnya dalam kuliah umum di auditorium Old Building kampus The London School of Economics and Political Science (LSE), London, Kamis, 23 Mei 2013 waktu setempat.

Dia memperkirakan dalam waktu 5-10 tahun mendatang akan semakin banyak data terkumpul di dunia maya. Dengan kondisi itu, pemerintah yang biasanya tertutup, lambat dan tidak jelas birokrasinya mau tidak mau harus meningkatkan transparansinya.

Schmidt menambahkan karena dunia maya secara otomatis mengumpulkan data maka nantinya setiap individu harus memperjuangkan privasinya, terutama bila menyangkut keamanan publik.

Direktur Google Institute Jared Cohen menambahkan perlu ada peranan lebih besar dari orang tua terkait privasi yang menyangkut masa depan anaknya. "Sebab data yang sudah di upload ke dunia maya tidak dapat dihapus," katanya.

Maka itu orang tua harus sejak awal menjelaskan ke anaknya sebelum memasuki usia remaja. Terutama terkait konsukuensi dari data-data yang diunggah ke dunia maya terhadap masa depan karir atau kehidupan pribadi mereka. 

Cohen yang pernah bekerja di Departemen Luar negeri Amerika Serikat masa pimpinan Condolezza Rice dan Hillary Clinton mengatakan setiap orang tidak hanya berpeluang memiliki identitas ganda di dunia nyata. "Mereka juga memiliki identitas ganda di dunia maya," ungkapnya.

Setiap orang bisa memiliki beragam akun di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan lainnya. Dengan akun yang berbeda menggambarkan identitas yang berbeda-beda. "Ilustrasinya adalah Iran yang sebentar lagi akan melaksanakan pemilihan umum dengan penduduk 72 juta orang. Pada akhirnya pemerintah Iran akan kewalahan karena harus memonitor kira-kira sekitar 500 juta identitas digital dari penduduk Iran," dia memaparkan.

Meski begitu dalam kasus kriminal Cohen mengungkapkan pernyataan kontroversial terutama terkait masalah terorisme. Menurut dia, penggunaan teknologi canggih oleh pelaku teroris atau kriminal merupakan hal yang sangat baik.

Untuk kasus teroris, kata dia, pelakunya seringkali anak muda maka kemungkinan mereka melakukan kesalahan atau lengah. "Sehingga akhirnya teknologi memudahkan untuk menangkap mereka dengan menelusuri identitas digital mereka karena lengah," tutur Cohen.

Acara kuliah umum yang dihadiri oleh kalangan sivitas akademika di London tersebut mengambil tema "The New Digital Age: Reshaping the future of People, Nations and Business." Acara diskusi ini terkait diterbitkannya buku karya Eric Schmidt dan Jared Cohen dengan judul yang sama.

Schmidt menjelaskan buku mereka ingin menjelaskan soal dampak dari bertambahnya 5 miliar pengguna di komunitas dunia maya. "Buku ini juga mencoba menggambarkan bagaimana interaksi antara identitas fisik dan identitas digital akan berubah, dimana semakin lama maka identitas digital akan semakin sulit dikendalikan dan dimiliki," kata dia.

VISHNU JUWONO (LONDON)

Topik terhangat:
Kisruh Kartu Jakarta Sehat
| Menkeu Baru | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah

Baca juga:
Ibu Darin Mumtazah: Wawancarai Saja Kucing Saya

Lutfi Hasan Ditahan, Rumah Darin Mumtazah Sepi

Ditanya Soal Darin Mumtazah, Luthfi Melirik

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions